Dikisahkan.. ada seorang pedagang kaya raya dan berpengaruh di lingkungan masyarakat.Kegiatanya berdagang kadang mengharuskannya untuk sering keluar kota.Sampai suatu saat dia terlibat salah pergaulan, dia ikut-ikutan jadi penjudi.karena tidak dapat menahan nafsu untuk terus mendapatkan kemenangan dan mengembalikan kekalahan-kekalahannya, dia semakin gelap mata.Hasil kerja kerasnya makin banyak terkuras di meja judi.Kemudian lama-lama diapun jatuh bangkrut, sampai anak-istripun terlantar.
Orang lain tidak ada yang tahu tentang kebiasaannya yang suka main judi itu, untuk menutupi aib tersebut ia pun mulai menyebar fitnah bahwa kebangkrutannya itu disebabkan oleh orang yang ia percaya, yaitu sahabatnya sendiri.sahabatnya dituduh seolah-olah menghianatinya dengan banyak menggelapkan uang-uangnya.
Kabar itu semakin hari semakin menyebar luas, sehingga sahabatnya itu jatuh sakit.Menjadi kurus..seperti tulang berbalut kulit saja.Mereka sekeluarga merasakan penderitaan, sebab dipandang penuh curiga oleh masyarakat sekitar.Bahkan seakan dikucilkan.
Si pedagang yang suka judi tadi tidak pernah mengira dampak dari perbuatannya sampai seburuk itu.Diapun bergegas datang dan meminta maaf kepada sahabatnya atas perbuatannya itu.Dia berkata amat menyesalinya dan tidak akan mengulangi perbuatan buruk itu, dia juga bertanya apa yang harus ia kerjakan untuk menebus semua kesalahannya itu.Lalu sahabatnya itu menjawab, bahwa dia memiliki dua permintaan saja.
Pertama, si pedagang disuruh mengambil bantal dan membawanya ke atap rumah, setelah sampai di atap dia disuruh mengambil kapas-kapas dari dalam bantal dan menyebarkan semuanya sedikit demi sedikit.
Walaupun si pedagang itu tidak mengerti permintaan sahabatnya itu..dia tetap melaksanakannya demi ingin menebus kesalahan-kesalahannya.Setelah selesai mengerjakan permintaan pertama sahabatnya, ia pun kembali pada sahabatnya dan mengatakan permintaan pertama sudah dijalankannya.Lalu bertanya kembali pada sahabatnya..apa permintaan yang kedua itu?.Dengan suaranya yang semakin lemah..saahabat menjawab.. sekarang pedagang itu harus mengumpulkan kapas-kapas yang sudah dia sebar dari atap tadi.
Sesaat..pedagang itu terdiam dan kemudian menjawab dengan sedih, bahwa dia tidak bisa mengabulkan permintaan ke dua dari sahabatnya itu.Pedagang mengatakan tidak sanggup, karena bagaimana mungkin bisa ia kumpulkan lagi kapas-kapas yang sudah berterbangan kemana-mana itu.
Dengan sisa tenaganya...sang sahabatpun memegang kedua tangan si pedagang dan berkata "begitu juga dengan berita bohong yang telah kau sebarkan, berita itu tidak akan berakhir hanya dengan permintaan maaf dan penyesalan darimu saja".
Si pedagang tertegun mendengarkan perkataan sahbatnya itu, lalu berkata"aku tahu, engkau sungguh sahabat sejatiku.walaupun aku telah berbuat salah begitu besar tapi engkau tetap mau memberiku sebuah pelajaran yang sangat berharga bagiku.aku bersumpah, akan berusaha semampuku untuk memperbaiki kerusakan yang telah aku perbuat.sekali lagi maafkanlah aku, dan terimakasih atas pelajaranmu".Dengan suaranya yang terbata-bata sambil berlinangan air mata, dipeluklah sahabatnya itu.
Teman-teman pembaca yang baik,
Seperti pepatah mengatakan kalau fitnah itu lebih kejam dari membunuh.Kebohongan tidak akan berakhir hanya dengan permintaan maaf dan sebuah penyesalan, karena itu kita perlu berfikir masak-masak sebelum kita membicarakan seseorang (apalagi di bumbui kebohongan) kepada orang lain.Kita perlu berpikir bijak, dampak buruk apa saja yang akan terjadi dari hasil cerita kebohongan kita kepada orang lain yang mungkin bersambung lagi kepada orang lain.